Workshop ini tunduk pada kerangka kebijakan atas kawasan pusaka bersama antara Belanda dan Indonesia. Hasil dari workshop ini telah dipresentasikan kepada Pemerintah Kota Ternate (Walikota).
Tujuan Workshop ini adalah untuk melestarikan lansekap bersejarah di pusat kota Ternate sejauh berkontribusi untuk masa depan kota yang sangat penting.
Workshop ini diharapkan akan ikut menentukan pengembangan potensi sejarah kawasan di pusat kota Ternate. Hasilnya akan bermanfaat sebagai masukan bagi perencanaan kota yang dirumuskan dalam dokumen perencanaan tentang pengembangan masa depan kota. Oleh karena itu, hasil workshop ini akan disajikan sebagai masukan bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan kota.
Pembukaan Workshop diisi oleh laporan ketua Workshop, penjelasan workshop oleh Senior Policy Officer on International Cooperation, Cultur Heritage Agency, Ministry of Education, Culture and Science dan sambutan Rektor Universitas Khairun (Sekaligus Membuka Workshop).
Selama workshop, proses identifikasi dan investigasi lansekap bersejarah di pusat kota akan dilakukan secara cepat (quick scan), selain itu dilakukan analisis SWOT. Workshop ini juga menghasilkan kalkulasi untuk proses restorasi bangunan tua/bersejarah.
Peserta workshop adalah mahasiswa dari program studi Arsitektur dan pengurus Ternate Heritage Society dengan dukungan dari Bappeda Kota Ternate.
Pembukaan Workshop di Universitas Khairun:
Survai Lapangan (Soasio-Kampung Makassar-Oranje-Kampung Cina-Kampung Tenga/Arab-Falajawa)
analisa data dan perhitungan estimasi biaya restorasi bangunan tua/bersejarah
Presentasi Hasil Workshop di Aula Bappeda Kota Ternate, dihadiri oleh Wakil Walikota Ternate, Kepala Bappeda, Instansi terkait, Camat, Lurah dan Aktivis Pelestarian